Hakekat Puasa adalah Perihatin (dapat mengendalikan keinginan jiwa)
أَلۡهَىٰكُمُ ٱلتَّكَاثُرُ ١
حَتَّىٰ زُرۡتُمُ ٱلۡمَقَابِرَ ٢
كَلَّا سَوۡفَ تَعۡلَمُونَ ٣ ثُمَّ
كَلَّا سَوۡفَ تَعۡلَمُونَ ٤ كَلَّا لَوۡ
تَعۡلَمُونَ عِلۡمَ ٱلۡيَقِينِ ٥
لَتَرَوُنَّ ٱلۡجَحِيمَ ٦ ثُمَّ لَتَرَوُنَّهَا عَيۡنَ ٱلۡيَقِينِ ٧ ثُمَّ لَتُسَۡٔلُنَّ يَوۡمَئِذٍ عَنِ ٱلنَّعِيمِ
٨
Artinya:
1.
Bermegah-megahan Telah melalaikan kamu, 2. Sampai kamu masuk ke dalam kubur. 3. Janganlah begitu, kelak kamu akan mengetahui
(akibat perbuatanmu itu), 4. Dan
janganlah begitu, kelak kamu akan Mengetahui. 5. Janganlah begitu, jika kamu mengetahui dengan
pengetahuan yang yakin, 6. Niscaya kamu
benar-benar akan melihat neraka Jahiim, 7.
Dan Sesungguhnya kamu benar-benar akan melihatnya dengan 'ainul yaqin,
8. Kemudian kamu pasti akan ditanyai
pada hari itu tentang kenikmatan (yang kamu megah-megahkan di dunia itu).
(QS. At Takaatsur
(102):1-8)